Senin, 04 Mei 2009

Makanan yang Mempengaruhi Pikiran dan Perasaan

Ingin emosi lebih terkontrol, ingin tampil percaya diri saat melakukan proses belajar , semua tergantung dari makanan yang ada di meja makana. Lho ? Ya, makanan ternyata bisa mempengaruhi pikiran dan perasaan kita.

Pernahkah Anda menyadari bahwa perasaan penat dan suntuk yang dirasakan tiba-tiba menghilang setelah menghabiskan secangkir teh hangat ? Cokelat atau teh adalah sebagian kecil dari contoh makanan yang bisa mempengaruhi mood.

Zat makanan dari makanan atau minuman yang kita santap memang dapat mempengaruhi konsentrasi zat kimia dalam zat penghantar syaraf yaitu serotonin dan dopamin-norepinefrin, yang pada akhirnya mempengaruhi fungsi syaraf.

Serotonin berkaitan dengan pikiran dan perilaku tenang, misalnya rasa nyaman, relaks, optimis dan sebagainya. Sedangkan dopamin-norepinefrin banyak berkaitan dengan pikiran dan perilaku aktif, seperti siaga, reaktif, gembira, dan sebagainya.

Makanan hijau, kacang-kacangan dan buah segar mampu meningkatkan kadar serotonin dalam tubuh, sedangkan daging-dagingan, serta makanan yang tinggi lemak dengan cepat akan meningkatkan kadar dopamin-norepinefrin.

Meningkatkan memori

Ikan laut seperti tuna dan salmon baik dikonsumsi karena mengandung senyawa untuk meningkatkan proses belajar dan memori jangka pendek dan panjang.

Ginko biloba, wortel, tomat, bluberi, bayam, selada, kembang kol dan kacang-kacangan (biji bunga matahari dan kacang tanah) juga sebaiknya sering Anda konsumsi untuk mengusir penyakit mudah lupa.


Mengatasi bad mood

Untuk mengusir perasaan uring-uringan, bete, atau sedih tanpa sebab yang jelas, perbanyak makanan yang mengandung serotonin, seperti sayur dan buah segar. Paling tidak, setiap hari Anda mengkonsumsi dua macam warna sayuran dan dua jenis buah.

Saat stres, jauhi makanan yang kaya lemak dan gula karena hanya sejenak menghilangkan stres, selanjutnya malah memperparah. Jauhi pula gorengan.

Dalam kondisi stres, tubuh memproduksi hormon kortisol yang menguras habis mineral dan vitamin B dalam tubuh. Ini berarti perlindungan yang lebih sedikit untuk sel otak, kekebalan tubuh pun melemah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar